Kepada Adik-adikku
Adik-adikku, abang rindu ketika kalian buatkan secangkir kopi manis, semanis tawa kalian semasa kecil yang kalian gantungkan di ujung telunjuk abang yang tak habis kalian genggam. Rasanya sangat kental, sekental tangis kalian ketika abang pernah sekali tak mahu menjadi patung kayu untuk kalian tinju.
Adik-adikku, ceritakan pada abang sebarapa pandai sudah kalian berdandan, seberapa waktu sudah kalian tak lagi merengek manis. Ceritakan juga telah seberapa pandai kalian mengaji dan telah seberapa kali kalian lupa sembahyang. Oh, abang lupa telah seberapa lama abang tak nyanyikan lagi lagu penghantar kantuk buat kalian
Adik-adikku, ingatkah kalian semasih bermain sindok endong dahulu. Ica menjaga dan Mira sembunyi, Ica bingung dalam tawa Mira yang diam-diam di balik punggung abang. Dan sekarang tahukah kalian, kalian sama abang sembunyikan di titik mata sembari mengeram rindu pada setiap hela perhela nafas yang kian menjauh.
Padang; 03/04/2010
*Sindok endong = Permainan petak umpet