Puisi: Di Pergantian Usia

Di Pergantian Usia

Aku beranjak dari titik paling sunyi, belajar mengenal mana itu bunga atau entah. Seperti menebas ilalang di sela rumpun padi, aku takut tertebas akan ke duanya. 

Sejengkal demi sejengkal perjalanan yang senantiasa mengundang lapar dan dahaga kujamah serta kukunyah, sembari mengejar senja yang diam-diam juga berlari mendekatiku, mengulurkan tangan hendak menggoreskan garis-garis usia di ruang mata.

Hela perhela nafasku tumpahkan kisah yang bermula dari jemari yang tak pernah rampung baitkan tawa pun luka yang kesudahan acap kutuduhkan pada retak garis tangan.

Doa-doa terlantun bak puisi indah yang meronakan pipi kekasih, syukur merimbun yang tentu saja tak pernah sepadan dengan apa yang telah kugenggam. Khusyuk sujudku tersembah sekental merah darah, semakna raga dan nyawa.


Padang; 06/05/2010

Cari

Arsip