Kami sudah sangat lama mati, semenjak cerobong raksasa itu mengusir kami dari rumah sendiri, kalian tahu? Sekarang kami hidup dalam kematian kami, kami beristri, bersuami, beranak pinak di dalam kematian kami, anak-anak kami yang tumbuh besar dalam kematian kami, ya, kematian kami.
Ketika hujan rintik-rintik, kami turun ke jalan-jalan, ketika kalian menyelundupkan diri penuh ketakutan, kami bernyanyi, kami menari, kami lantunkan puja puji agar nasib senantiasa baik terhadap kami, ya, nasib yang maha baik, bahkan membiarkan kami memilih kematian kami sendiri.
Oh ya, kutegaskan, kami bukan mati sebab cerobong raksasa itu merampas apa-apa yang menjadi hak kami, tapi kamilah yang mematikan diri kami, bukan soal kalah atau menyerah, tapi agar kalian tak pernah lupa, di sini, tanpa nisan dan nama-nama, kami terkubur dan berkembang biak dalam diri kalian sendiri.
Reski Kuantan; 28/09/2012