Terompet Rahasia

Terompet Rahasia

"Ayo kita ke planet yang jauh itu" katanya padaku. Ia hanya tersenyum sembari aku terus memeluk lengan kanannya. Semakin erat dan semakin erat memberi isyarat takut kehilangan. Seakan mengerti ia mengcup keningku. Lalu kami hanya diam. Sangat lama. 

Sementara ia masih memandangi langit lewat jendela. Bintang terlihat lebih terang ketimbang biasanya. Dingin angin masih sama dengan malam-malam sebelumnya. Malam-malam yang selalu kami habiskan bersama. Aku menerka-nerka apa yang ia pikirkan.

"Apa di sana ada kehidupan?" Tanyaku padanya memecah keheningan. 

"Apa kau percaya Alien?" Tanyanya kemudian.

"Apa kau suka planet itu?"

"Aku hanya penasaran."

"Pada apa?"

"Rahasia Tuhan." Jawabnya sembari melepaskan pelukanku dari lengannya pelan-pelan. Kemudian berdiri, menutup tirai dan jendela.

Sementara itu aku merebahkan tubuh di atas ranjang. Memejamkan mata. Merentangkan kedua tangan. Siap menerima segala sesuatu yang akan terjadi. Semoga Tuhan tak segera meniupkan terompet rahasia itu kataku dalam hati. Setidaknya menjelang esok pagi.

11/06/2014

Cari

Arsip