Sajak Seorang Bapak Kepada si Buah Hati

Sajak Bapak Pada Buah Hati

Nak, makmu sedang menanak pasir merebus batu. Tidurlah kau dahulu, tipu perutmu itu. Jangan kau merengek mengemis. Meski pun kita dilingkar miskin tetapi tetap harus berharga diri tinggi. Jangan kita mudah dibeli.

Nak, benar, kita memang hidup di negeri bersemi angin dengan orang-orang berhati dingin. Ingatlah, kelak jangan kau seperti mereka. Jangan sekali pun menuai di ladang orang. Bertanamlah kau, lalu petiklah kau punya daya. Jangan mencuri juga serakah, berbagilah.

Mari, sini nak, bapak ceritakan padamu tentang negeri seribu satu duri. Negeri yang dipenuhi janji dan puisi kosong dengan para penguasa dan penyairnya yang sombong, meski tak semua, tapi yang sebagian itu lah yang parah.

Kelak jika kau telah bernama besar berkuasa lebar, jangan kau pernah menyimpan mata dan telinga. Berjalanlah kau dengan menatap ke bawah, agar kau tak tersandung dan terkubur dunia, serta jangan lupa kau rajin-rajinlah sembahyang serta mengamalkan makna kitabNya.

Anakku, sekarang tidurlah. Jangan lupa berdoa, doakan bapak diberi cukup rezeki hari ini. Tidurlah anakku, semoga kau kenyang dalam mimpi.

Anakku, berpandai-pandailah kau menjaga diri, merawat hati. Biar kau disenangi di dunia, selamat di akhirat nanti !

Padang; 23/03/2010

Cari

Arsip