Kita melangkah di garis paling tipis, di degup paling awas antara cemas serupa air mata, dan perjalanan ini selalu saja gamang seolah senantiasa harus mengendap-endap di celah-celah jurang paling tajam, kadang hujan, angin dan dingin, jalan becek atau demam.
Maaf sayang, kita barangkali memang tak lagi bisa sama-sama menjumlah langkah, kadang kaki patah, naik betis juga sakit kepala bersikeras menghitung sampai tiga, lalu berkemas dengan nyanyian paling duka, irama paling lara dan hitam di ceruk mata.
Mungkin nanti, ketika Tuhan mengizinkan musim berganti, jalan penuh bunga, kupu-kupu aneka corak dan warna, atau ketika kau aku lebih mengerti bagaimana mestinya melangkah terhadap mencinta.
Padang; 19/11/2010
Bait-bait Yang Aku Tahu Tetap Tidak Akan Mampu Menjelaskan Bagaimana Perasaanku Merasai Cinta Terhadapmu
Kamu senja yang cantik di sebuah pelayaran, aku ombak-ombak kecil di badan kapal. Sebelum aku bertemu kamu, aku selalu sendiri, aku tidak tahu mencintai, tapi aku tidak pernah merasa sepi. Kini, aku tahu, mencitai itu adalah keramaian, juga kesepian.
Bagaimana tidak ramai, jika dadaku selalu di penuhi suara-suara memanggilmu, aneka rasa, macam-macam getar, debar dan entah berapa juta jenis warna dan aroma. Di dadaku seperti ada ladang yang luas, dan kamu adalah petani di sana, kamu bertanam, menuai, merenungi musim, kadang kamu berlari-lari mengikuti irama angin, menari-nari, bermain dengan kupu-kupu. Entah rasa apa lagi yang memenuhi dadaku, semuanya serba bercampur, selalu seolah-olah akan membuat dadaku pecah.
Kadang aku jadi ingin tau, bagaimana kamu ketika rindu padaku, apa sama seperti aku risau, mengigau, resah, gelisah, bertanya-tanya, kadang juga curiga jangan-jangan kamu sedang tidak ingat terhadap aku.
Tentu saja mencintai itu juga kesepian, sebab, bila saat aku tersadar kamu sedang tidak di dekatku, aku seperti seorang yang berjalan tanpa kemudi, aku memandang, tapi mataku terpejam, semua jadi gelap, aku berteriak-teriak, meronta-ronta, mengamuk-amuk dalam diri, kemudian menangis, meratap. Seolah aku kehidupan paling sunyi, merasa terbuang, sendirian, sungguh.
Aku tahu kamu bukan orang yang sempurna, kamu juga sama seperti aku, lemah, bisa menangis juga luka, kadang marah-marah, naik darah sampai sakit kepala. Ya, begitulah kamu dan aku adanya, tapi cinta ini kuat, dalam tertancap.
Kamu senja yang cantik di sebuah pelayaran, aku ombak-ombak kecil di badan kapal. Aku tanpa kamu adalah kehidupan yang mati, perjalanan yang sunyi, mencintaimu memang sebuah perjalanan, juga pembelajaran.
Menceritakan tentang bagaimana aku mencintaimu, mungkin memang tidak akan pernah habis, tidak akan cukup waktu, bisa saja aku tuliskan beribu kalimat, beribu bait, tapi tetap tidak akan cukup menggambarkan tentang bagaimana aku dan perasaan cinta terhadapmu.
Padang; 14/11/2010
Negeriku yang Cantik
Negeriku yang cantik, dandanlah biar kau makin cantik, akan kukencani kau seumur hidupku, akan kujaga molek tubuhmu sepanjang waktu, mari sini kukecup rekah bibirmu.
Negeriku yang cantik, aku duka, aku lara saat kau lacurkan tubuhmu pada bangsa asing, aku tak senang saat kau diperbudak para maling, siapa bilang kau negeri kering, hanya saja kau terkadang berjalan dengan miring, negeriku mari sini kita saling bimbing, jangan berpaling.
Negeriku yang cantik, kau negeri yang baik, siapapun tahu itu, jangan kita kalah, apa lagi menyerah, jika kita memang sudah saling cinta tak perduli bagaimana pun keadaannya kita akan selalu bersama, aku bersumpah, di lekuk tubuhmu tak akan kubiarkan seujung kuku pun tergores luka, apa lagi di wajah.
Negeriku yang cantik, dandanlah biar kau makin cantik, akan kuceritakan padamu tentang dunia yang picik, negeriku mari sini, aku nina bobokkan kau, dengan penuh cinta.
Padang; 12/04/2010
Negeriku yang cantik, dandanlah biar kau makin cantik, akan kukencani kau seumur hidupku, akan kujaga molek tubuhmu sepanjang waktu, mari sini kukecup rekah bibirmu.
Negeriku yang cantik, aku duka, aku lara saat kau lacurkan tubuhmu pada bangsa asing, aku tak senang saat kau diperbudak para maling, siapa bilang kau negeri kering, hanya saja kau terkadang berjalan dengan miring, negeriku mari sini kita saling bimbing, jangan berpaling.
Negeriku yang cantik, kau negeri yang baik, siapapun tahu itu, jangan kita kalah, apa lagi menyerah, jika kita memang sudah saling cinta tak perduli bagaimana pun keadaannya kita akan selalu bersama, aku bersumpah, di lekuk tubuhmu tak akan kubiarkan seujung kuku pun tergores luka, apa lagi di wajah.
Negeriku yang cantik, dandanlah biar kau makin cantik, akan kuceritakan padamu tentang dunia yang picik, negeriku mari sini, aku nina bobokkan kau, dengan penuh cinta.
Padang; 12/04/2010