Tik tak tik tak hujan dan waktu serentak jatuh di dalam kepalaku, sama seperti kamu nyelinap mematuk detik di detak sepiku, semisal sendiri menungggu handphone berbunyi atau barangkali aku keliru membaca ingatan dan sepi.
Lampu kamar dan seekor kumbang kecil saling beradu menciptakan nada merdu serupa sepasang tangan sekian lama tak bertemu lalu melepas rindu, sembari malu-malu melantunkan lagu tentang sebagaimana sabar aku menunggu meski sekedar kabar semacam pesan singkat sedang apa kamu sayangku?
Sekarang begitu dingin, angin mengetuk salam dan di luar malam makin tenggelam, larut sendiri dalam doa moga kamu sedang terlelap berpeluk mimpi indah.
Padang; 28/04/2011
Lampu kamar dan seekor kumbang kecil saling beradu menciptakan nada merdu serupa sepasang tangan sekian lama tak bertemu lalu melepas rindu, sembari malu-malu melantunkan lagu tentang sebagaimana sabar aku menunggu meski sekedar kabar semacam pesan singkat sedang apa kamu sayangku?
Sekarang begitu dingin, angin mengetuk salam dan di luar malam makin tenggelam, larut sendiri dalam doa moga kamu sedang terlelap berpeluk mimpi indah.
Padang; 28/04/2011
Aku Berdoa
Detak detik waktu di jantungku, yang berdegup di dadamu, yang bermalam-malam membikin demam dan tidur selalu serasa di kejar bayang-bayang, betapa penempuhan telah begitu dalam kita lakoni dengan segenap kesungguh-sungguhan, serupa kesedihan dan kegembiraan, kengiluan dan kebahagiaan, kerinduan dan pertemuan, ingatan dan untuk semua yang telah kita sentuh dengan cinta, aku berdoa.
Padang; 26/04/2011
23 April 2011
Malam yang kudaki denganmu, adalah detak dan detik di jantung waktu, kau dan aku sepasang ombak, saling buru, aku dan kau pasir dan jejak, saling cumbu, kita menjadi satu dan jengkal-jengkal kecil kita selalu meminta saling menempuh, aku di dadamu dan kau di debarku, senantiasa kau dan aku merasa padu serupa bulan pertengahan atau sepi yang di lantunkan hujan, kemudian rindu, belum pernah sanggup kita tiadakan meski sedang lebih erat ketimbang saling berpelukan, diam-diam, jauh di dalam kau dan aku saling mendoakan, dengan segenap kasih sayang semoga kita tak pernah lepas dari kebahagiaan.
Padang; 23/04/2011
Kepada Kawan
Jangan tanya penyair, ia sedang asik cari pengakuan atau malah lupa merenungi puisi-puisi yang ia tulis sendiri dan kita selalu saja sendiri-sendiri memikirkan diri sendiri, sementara di atas sana orang-orang yang kita pilih sedang lupa diri, mereka sibuk teken tender demi kepentingan diri sendiri dan menganggap bahwa rakyat pantas untuk dibodoh-bodohi.
Lalu aku atau kau, seseorang di antara kita sering terjebak masalalu, masa-masa yang kita ceritakan dengan keliru, kemudian gamang dengan dongeng-dongeng tentang kemerdekaan atau kedamaian dan bersepakat bahwa segala cara yang tidak baik pantas untuk menjadikan yang tidak baik menjadi baik dengan mengatasnamakan demi terhapusnya kemungkaran.
Sedang menciptakan apa kita sekarang? Di jalan-jalan, di panti-panti jompo dan asuhan, doa-doa berhamburan penuh keharuan, yang mengaku tangan Tuhan melakuakan pencabulan, ilmuan dan para kritikus sedang sibuk merenung, teori-teori mereka ditundukan keadaan, kalah oleh kenyataan. Pelajar-pelajar cemas dengan kemampuan diri sendiri dan guru-guru masih saja angkuh dengan ilmu-ilmu dalam buku.
Siapa yang sedang berperang? Kita yang sekedar berjuang ikut-ikutan atau perut kita yang tidak bisa terlambat diberi makan? Dan kepala kau atau aku selalu saja dipenuhi kebohongan-kebohongan demi membenarkan diri dari semua kesalahan lalu siapa di antara kita yang paling curang kawan?
Padang; 22/04/2011
Sebelum Tidur
Lalu aku atau kau, seseorang di antara kita sering terjebak masalalu, masa-masa yang kita ceritakan dengan keliru, kemudian gamang dengan dongeng-dongeng tentang kemerdekaan atau kedamaian dan bersepakat bahwa segala cara yang tidak baik pantas untuk menjadikan yang tidak baik menjadi baik dengan mengatasnamakan demi terhapusnya kemungkaran.
Sedang menciptakan apa kita sekarang? Di jalan-jalan, di panti-panti jompo dan asuhan, doa-doa berhamburan penuh keharuan, yang mengaku tangan Tuhan melakuakan pencabulan, ilmuan dan para kritikus sedang sibuk merenung, teori-teori mereka ditundukan keadaan, kalah oleh kenyataan. Pelajar-pelajar cemas dengan kemampuan diri sendiri dan guru-guru masih saja angkuh dengan ilmu-ilmu dalam buku.
Siapa yang sedang berperang? Kita yang sekedar berjuang ikut-ikutan atau perut kita yang tidak bisa terlambat diberi makan? Dan kepala kau atau aku selalu saja dipenuhi kebohongan-kebohongan demi membenarkan diri dari semua kesalahan lalu siapa di antara kita yang paling curang kawan?
Padang; 22/04/2011
Sebelum Tidur
Sebelum tidur, selalu kau dongengkan sepi untukku, ada yang terjebak dalam dada serupa kecup bobok yang lelap dinda atau kangen yang meminta pecah, lalu bersahutanlah doa-doa moga senantiasa kau dapati selamat dan bahagia.
Ada yang datang dan pergi, ada pula yang seolah melupai, seperti yang telah sama aku dan kau ketahui, semisal nama-nama di igau yang suka tiba-tiba berganti dan kemudian kita saling mencurigai siapa gerangan yang kau erangkan dalam mimpi? Aku atau kegiatan-kegiatan yang selalu meminta waktu lebih?
Saat pagi, kita temui diri sendiri-sendiri, aku melihat gaun di gantungan baju dan suara gemiricik seseorang sedang mandi, setelah itu derit pintu lalu kau pura-pura lupa pamit padaku, di meja makan segelas susu atau sepotong roti umpama sepi di penantianku yang tak lagi pernah kau sentuh dan sembari kupandangi belakang punggungmu senantiasa kupelihara sekian macam cemas di dadaku.
Padang; 20/04/2011
Ada yang datang dan pergi, ada pula yang seolah melupai, seperti yang telah sama aku dan kau ketahui, semisal nama-nama di igau yang suka tiba-tiba berganti dan kemudian kita saling mencurigai siapa gerangan yang kau erangkan dalam mimpi? Aku atau kegiatan-kegiatan yang selalu meminta waktu lebih?
Saat pagi, kita temui diri sendiri-sendiri, aku melihat gaun di gantungan baju dan suara gemiricik seseorang sedang mandi, setelah itu derit pintu lalu kau pura-pura lupa pamit padaku, di meja makan segelas susu atau sepotong roti umpama sepi di penantianku yang tak lagi pernah kau sentuh dan sembari kupandangi belakang punggungmu senantiasa kupelihara sekian macam cemas di dadaku.
Padang; 20/04/2011