Selamat Malam Cinta
Selamat malam cinta. Aku runtuh serupa daun-daun di musim gugur tiba. Menggenapkan airmata ke dalam doa-doa. Sedang apa kau di sana? Tertidur dan bermimpi indah atau diam-diam pun mendayung sendiri telaga ceruk mata? Apa kau juga rasai detik-detik terus tumbuh? Detik-detik tajam umpama sembilu.
Di sini, sembari kudengar degup jantungku kupeluk masalalu. Aku mulai lupa kapan terakhir kau sambangi rumahku. Telah tanak rinduku, telah gantung mimpiku, telah lasak debar dadaku meminta jumpa. Kapan kau temui aku, cinta?
Selamat malam cinta. Aku runtuh serupa daun-daun di musim gugur tiba. Menggenapkan airmata ke dalam doa-doa dan ketika matahari mulai terjaga, selalu kubisikan pelan-pelan ke udara “Selamat pagi cinta, kecup terkasih dari seluruh lara”.
Padang; 04/07/2011
Musim Itu
Musim itu,
musim di mana matahari
sering sembunyi di balik kerudungmu.
Dan suara air,
sungai mengalir,
ikan-ikan kecil yang kau pelihara di matamu seperti mimpi.
Berenang-renang,
menghantam arus,
kadang karam tapi selalu akrab dengan langit.
Lihat langit
dan sekian pertanyaan
tentang rumput-rumput yang selalu tumbuh.
Langit dan rumput,
apa kita angin?
yang meniup jarak dan menetaskan ingin.
Tapi kau daun,
sebagai daun
selalu kau turunkan sisa hujan dengan lembut.
Hinggap di atas rumput,
kembali ke atas langit,
kembali ke dalam sungai dan matamu.
Musim itu,
musim di mana matahari
sering sembunyi di balik kerudungmu.
Padang; 27/06/2011
Seseorang Berkata Padaku
Seseorang berkata padaku
:Selamatkan hutan
dengan tidak membeli majalah dan koran.
Padang; 27/06/2011
:Selamatkan hutan
dengan tidak membeli majalah dan koran.
Padang; 27/06/2011
Wangi Rumput
Aku menciumi wangi rumput, sepi sekali ketika itu, cuma ada aku, detik jam tua dan detak jantungku. Aku tidak tahu dari mana wangi rumput itu, tapi aku menciumwanginya, selepas hujan ketika itu, aku dan jantungku bertengkar, kataku ini wangi rambut seseorang, keliru bantah jantungku, ini rindu. Apa kau juga dapat menciumi wangi rumput itu?
Padang; 27/06/2011