Diri Di Dalam Diri

"Seorang dari diriku membunuh diriku yang lain, seorang dari diriku lagi mebunuh seorang dari diriku yang lain lagi, dan yang lainnya lagi sibuk merenung dan bermimpi. Diriku adalah tumpukan-tumpukan dari diriku yang saling membunuh dan mati dan ingatan dan mimpi-mimpi."

Ketika saya berdiri di depan cermin, saya seperti melihat seseorang yang sedang melihat diri saya. Saya pikir pikir betul memang setiap orang itu memiliki beberapa sisi di mana sisi sisi tersebut merupakan dirinya yang lain yang ada di dalam dirinya, misalnya seperti ketika saya berdiri di depan cermin dan melihat diri saya yang lain.

Oh ya, saya ingat, saya pernah menulis satu puisi dengan judul "Aku Tulis Sajak Ini Ketika Aku Sendiri". Setelah saya pikir pikir mungkin ada yang salah dengan judul puisi tersebut, maksud saya ketika saya tulis puisi tersebut saya tidak sedang benar benar sendiri, melainkan sedang dengan diri diri saya yang lainnya, di mana ketika itu ada banyak diri di dalam diri saya yang barangkali sedang bersepakat untuk menulis puisi demikian atau juga mungkin tak sepenuhnya sepakat, melainkan ada diri di dalam diri saya yang lebih kuat ketimbang diri saya yang lainnya yang membuat saya untuk menulis demikian.

Wah, sepertinya saya ngelantur ya? Sebenarnnya saya juga tidak tahu persisnya apa yang sedang saya bahas dalam tulisan saya kali ini, mungkin tentang diri seseorang yang memiliki banyak diri lain di dalam dirinya, saya rasa setiap orang memiliki hal yang sama, memiliki banyak diri di dalam dirinya, seperti di dalam diri kita ada sebuah dunia yang dihuni oleh banyak diri kita yang berbeda beda.

Atau lebih pas jika kita sebut dengan semacam pikiran atau dorongan di dalam kepala kita, di mana setiap dorongan atau pikiran tersebut merupakan diri kita yang lain yang ada di dalamdiri kita dan saling berlomba agar kita memilih salah satu dari sekian banyak diri di dalam diri kita tersebut, atau anda dapat menyebutnya dengan istilah atau dengan kata kata anda sendiri, kalau saya lebih senang menyebutnya dengan diri saya yang lain yang ada di dalam diri saya sendiri, di mana mereka [diri diri saya tersebut] memiliki cara dan karakteristik yang berbeda yang kemudian membnetuk diri saya yang terlihat atau dirasakan oleh orang lain.

Aih, saya jadi bingung sendiri, coretan ini belum kelar agaknya, nanti kalau saya sudah terpikir sesuatu lagi soal ini saya sambung kembali.. ehhehe

Cari

Arsip