Setelah subuh, bukankah kita punya banyak cerita? Tentang malam, tentang bintang, tentang hujan yang tiba-tiba hilang dan tentang gamang? Tapi bibirku adalah batu yang kering, yang tak punya banyak bahasa, bahkan yang sederhana sekalipun.
Setelah subuh, diriku cuma gemetar saja, entah karena dingin, entah pula karena tiba-tiba kita saling bersipandang, ruang jadi begitu garang, udara seolah jadi milikku sendiri dan kata-kata, entah di mana ia.
Yang tersisa: hatiku yang menyebut-nyebut namaMu, pelan-pelan.
Reski Kuantan; 18/07/2013