Ia adalah si mulut besar
yang menelan burung raksasa
ke dalam perutnya
di atas panggung
ia muntahkan bau bangkainya
yang menelan burung raksasa
ke dalam perutnya
di atas panggung
ia muntahkan bau bangkainya
Pernah suatu hari
ia telan juga rumah-rumah
di kampung kami
ia bongkar nisan-nisan moyang kami
Petak-petak sawah kami
ladang para petani
sungai dan segala macam di perut bumi
ia lahap sendiri
Kawan
ia telan juga rumah-rumah
di kampung kami
ia bongkar nisan-nisan moyang kami
Petak-petak sawah kami
ladang para petani
sungai dan segala macam di perut bumi
ia lahap sendiri
Kawan
angkat itu pedang
kita harus maju berperang
seret si mulut besar ke tiang gantungan
24/03/2014
Rimba Kukok
Ini dahulu rimbanya buah
tempat Ali Gepar bertemu orang Tanaku
pohon-pohon dan burung saling sentuh
umpama ingatan dan waktu
yang detak dan detik di jantung pribumi
Kini:
batuk pabrik dan petak-petak sawit
entah siapa punya perkara
udara berat bertuba
dipangku-pangku sejarah
20/03/2014
Bisik-bisik Pohon Di Taman
Dibiskannya pada ulat dan angin
pada burung-burung dan musim
pada waktu yang tak henti-henti berdenting
Di sini pernah sepasang muda mudi
dengan duka dan kasih
dengan dusta dan cinta
ditenggelamkan lampu-lampu kota
ke lubang paling nista
itu kau kah?
22/03/2014
kita harus maju berperang
seret si mulut besar ke tiang gantungan
24/03/2014
Rimba Kukok
Ini dahulu rimbanya buah
tempat Ali Gepar bertemu orang Tanaku
pohon-pohon dan burung saling sentuh
umpama ingatan dan waktu
yang detak dan detik di jantung pribumi
Kini:
batuk pabrik dan petak-petak sawit
entah siapa punya perkara
udara berat bertuba
dipangku-pangku sejarah
20/03/2014
Bisik-bisik Pohon Di Taman
Dibiskannya pada ulat dan angin
pada burung-burung dan musim
pada waktu yang tak henti-henti berdenting
Di sini pernah sepasang muda mudi
dengan duka dan kasih
dengan dusta dan cinta
ditenggelamkan lampu-lampu kota
ke lubang paling nista
itu kau kah?
22/03/2014