Puisi: Yang Gugur, Pada Engkau, dll

Yang Gugur
:Hairunisa 

yang gugur adalah daun
juga usia kita yang mengalir ke ubun-ubun
maka seka airmata itu
sebab setiap yang tumbuh
akan tumbang jua

sama seperti bapak
yang pulang lebih cepat
tapi tidak untuk cinta

cinta akan terus hidup
dari dada bapak ke dada kita
seperti udara
ia senantiasa berhembus
menerobos pori-pori
menyusup ke tulang dan hati

10/4/2014

 

Di Pinggir Laut

kau hanya akan melihat biru langit
gulung ombak ditepuk angin genit
juga kenangan yang garang
yang kau pelihara di dada seseorang

:yang terus tumbuh mekar
 serupa bunga-bunga liar

lalu sepi menjadi milikmu sendiri

14/4/2014

 

Pada Engkau

pada engkau yang serupa burung-burung
yang terbang dari musim ke musim
ceritakan padaku tentang lampu-lampu
dan senja di kota Yang menghisap
orang-orang ke dalamnya
seolah nasib baik dan umur panjang ada di sana

pada engkau yang suatu hari naik kereta
meninggalkan kerbau dan petak-petak sawah
ceritakan padaku tentang cinta yang selalu muda
yang debarnya debur ombak di malam purnama
juga airmata yang jatuh memukul-mukul dada

pada engkau yang tak pandai membilang usia
yang lupa mengingat sejarah
aku adalah ibu
rumah bagi segala tunggu
rindu sekujur waktu kekal tergugu

22/3/2014


Di Kampung Kami

sungai adalah rumah bagi sejarah
serupa waktu ia mengalir begitu saja
kami berlompatan ke dalamnya
berenang dan bercanda
kerbau dan ikan pula
kami sama-sama

burung-burung nukik minum
pulang lalu ke dahan-dahan
kami di antaranya memanen buah
ketika senja pulang ke rumah
nyanyi-nyanyi mekarkan tawa
di surau kami sekolah
ilmu agama dan ilmu apa saja 

esok ketika pagi tiba
kami ke ladang bantu ayah
di kotamu juga?

14/3/2014



Pada Ning

Ning
rinduku layangan
kau pegang benang
ulur tarik nadiku
udara rusuh menyentuh
sebentar lagi aku terbunuh
mati tersedu

aku tulis nama
kidungkan lara

"di sini, di dada kiri
pernah dengan peluh dan darah
seseorang belajar mencinta"
.

maka aku jadi burung
terbang menusuk jantung
kau kenanglah
tak akan seorangpun kau temui
seperti aku mencintai.

27/3/2014


Kapalmu Pergi

kapalmu pergi
menembus langit dan biru hari
jatuh ke dalam hati

bunyi sepatu di pelabuhan ini
serupa lenguh waktu yang berlari
tergesa  menginjak hari
juga usia di jantung kita

kirimlah berita
satu dua cerita
aku pecinta
rindu kental dan airmata
merajam senja
dalam syair pujangga

lalu doa
berterbangan serupa burung malam
gigih dan kedinginan
lekaslah pulang

28/3/2014

 

Mak Pulang

Mak pulang
Pak
Mak pulang

ia bawa balon yang besar
warna warni warnanya
serupa warna duka
berlepasan ke angkasa
juga airmata
menyuruk ke dalam dada

itu duka!

matanya tak nyala
Mak lepas usia
di negeri orang
terpancung kepalanya

Mak pulang
Pak
Mak pulang

di selangkangannya negara
di kakinya syurga
di dadanya cinta
di nisannya aku berdoa
Tuhan
Kamu masih di sana?

10/3/2014

 

Di Masjid Agung Kuansing

tiang dan menara menjulang
seperti menopang langit yang betumpuk
kubah dan toa
dan nama-nama Engkau di sana

Sungguh megah menusia mencipta
seolah-olah seluruh doa akan sampai begitu saja

di pintu aku berdiri
tinggi melebihi empat kaki
maha seni dan kaligrafi
terukir menjerat hati

puja pada Engkau yang memberi rezeki
terimalah persembahan hamba-hambaMu ini

angin sejuk mengusap jiwa
dingin dan senyap suasana
lepas dari pesona aku bertanya
orang-orang di mana?
beduk Ashar pergi begitu saja

Reski Kuantan; 31/4/2014



Mata Pisau

ini mata pisau
menyayat di dada
kadang merobek perut
sering melukai kepala

kau menyebutnya cinta

14/4/2014

 

Tidurlah Nina

tidurlah nina
tak akan kau jumpai apa pun
di langit yang gelap itu
langit sudah lama kosong
sejak bintang-bintang
ditelan gemerlap kota
bersama ayah

12/6/2014

 

Puisi Untuk Nur

ini puisi
seperti janjiku
kukirim lewat malam
selepas hujan
manari-nari di tengah jalan
memaksa orang-orang menepi
dan saling berbisik
pada sepi

seperti kita
yang juga cuma
saling memeluk
diri sendiri

14/6/2014

 

Peluk Aku

lebih erat
lebih dekap
lebih jerat
lebih sigap

seolah ini pertama kali
kau memeluk kekasih

24/3/2014

 

Malam Untukmu

aku ingin punya malamku sendiri untukmu
tanpa dering handphone
dan malaikat yang mengganggu

cuma ada
kau
aku
lenguh
peluh
nafas terburu

asmara:
membakar kita jadi abu

16/5/2014

 

Dalam Lemari

aku mencarimu
ke mana-mana
kucari kamu

ternyata kamu di situ
di lipatan masalalu
dalam lemari kosong itu

kamu masih mengingatku?
seperti aku mengingatmu?

09/5/2014


Cari

Arsip