Puisi: Matamu, Hujan Di Kota, dll

Matamu

Matamu menjadi bukit
lengkap dengan pohon-pohonnya
juga bunga rumput yang menjalar di tiap sisi cerita
aku berjalan di tengahnya
terus ke barat
terus ke harap
barangkali di sana
bisa kutemui kematianku sendiri

Daun-daun berguguran
burung-burung berkicauan
tahu benar soal cuaca
sebentar lagi hujan tiba
matamu menjelma sungai
mengalir ke dalam dada
menyurukkan ribuan duka
di sana aku tenggelam
melepas nafas pelan-pelan

Inikah kematian itu
tanyaku pada langit
pada matahari yang licik
tidak kata matamu
kau hanya sedang menunggu
sebentar lagi
kesepian itu menjemputmu

30/3/2014

 

Harga Puisi

Rokok yang kau hirup
bir yang kau teguk
istrimu yang ngamuk

31/2/2014

 

Yang Denting

Yang denting adalah usia
mematuk di ubun-ubun
mendaun dan berguguran

Kita berjalan di bawahnya
merentangkan tangan
menerima tiap ketentuan
dengan pintu dada paling ngembang

Ia berjatuhan di bahu kita
serupa hujan
dingin dan ngilu
meninggalkan bekas di pijak

Kelak
orang-orang akan membacanya
di atas panggung
peran kita digantikan

06/4/2014

 

Api

Api yang melahap hutan
asapnya ke mana-mana
ke jantungmu
ke paru-paruku
di kematian kita bertemu
dibakar-Nya hingga debu

15/3/2014

 

Hujan Di Kota

Hujan yang turun membasahi kota
menjebak orang-orang di dalamnya
yang gegas menuntut dunia
yang jenuh dan sandiwara
sementara di atas sana
bintang-bintang entah di mana
kita kehilangan peta
kehilangan mata dan cinta

Kita mesti segera pulang katamu
ke langit yang biru kataku

20/3/2014


Pada Padi Dan Kerbau Di Sawah

Pada padi-padi di sawah
pada kerbau dan lenguhnya
lihat kota mendekat
matanya merah
nyala membakar apa saja

Kita mesti bergegas
membangun tembok yang kekar

06/4/2014

Cari

Arsip