Puisi: Menuju Manuhing, dll

Menuju Manuhing

Antara retak aspal dan batu-batu pecah
angin malam terasa jahat
di balik jendela taksi yang macet
aku sembunyi
dibayangi tangis gadis kecil di rumah dan
istri yang tabah

Pun kusiasati rencana kepulangan
yang entah

Oi
ini perjalanan kian jauh
membelah kesunyian dan debu
aku diguncang rindu

Palangkaraya - Tumbang Talaken, 2018




Kita Yang Mengharapkan Hujan

Kau menjadi sepat
liar dan lapar
di parit-parit
perkebunan sawit

Aku menjadi debu
di jari angin
mengepal dingin
dan demam

:hujan itu, sekedar lalu

Tumbang Talaken, 2018



Pagi Di Manuhing 

Bulan masih dingin di langit Manuhing, dik
ketika angin malas berpergian
dan para pemimpi yang kehabisan anggur
mulai tertidur
aku baru saja menemukan diri
sebelum tangan-tangan nasib kembali menenggelamkannya

Suara air di Tumbang Talaken, dik
mengeping hening
barisan buruh kebun dan pabrik
yang dibangunkan lonceng gereja
pada mereka; aku melihat rumah
penggalan-penggalan cerita
degup tubuhmu
rasanya baru kemarin

Tumbang Talaken; 2018



Ia Menjengkal Tanahnya

Ia menjengkal tanahnya
rimbanya
kanak-kanaknya
:yang kini entah siapa punya

Tumbang Talaken; 2018

Cari

Arsip