Puisi: Tempat Pulang

Tempat PulangAku pulangkan dirikutubuh yang aku pinjamkan pada perempuan lainke pangkuanmusebab kau tempat kembalibagi semua kepergianKuansing, 2019Jadi BalonAku ingin jadi balonpada kanak-kanakmuyang kau nyanyikandengan gembiraketika di luar hujanmenerkam apa sajaKuansing, 2019Jadi KapalKita jadi kapalberlayar dari bandar ke bandaryang berkali-kali gagalmenemukan debarKuansing, 2019Pohon ItuPohon itu tumbuh tinggitapi tak menjangkau engkaubertahun-tahun sudahia menunggu tebasmuKuansing,...
Read More »

Puisi: Untuk Perempuan Kecil

Untuk Perempuan Kecil;Anakku1/Semalamsebenarnya bulan tidak lebih terang atau lebih muram ketimbang kemarinbulatnya pucat serupa wajah orang sakithanya ombak-ombak kecil di telagamembuatnya terlihat sedikit lebih cantikdan angin tipis yang tajamaku berdua saja dengan sepimengeping-ngeping dinginMengapa rasa sedih itu ada?Hidup hanya garis lurus dari dua titikkita yang terombang ambing di sanaBetapa aku selalu merindukanmu2/Karena kamu perempuanakan aku belikan boneka merah jambu berbulu...
Read More »

Puisi: Menuju Manuhing, dll

Menuju ManuhingAntara retak aspal dan batu-batu pecahangin malam terasa jahatdi balik jendela taksi yang macetaku sembunyidibayangi tangis gadis kecil di rumah danistri yang tabahPun kusiasati rencana kepulanganyang entahOiini perjalanan kian jauhmembelah kesunyian dan debuaku diguncang rinduPalangkaraya - Tumbang Talaken, 2018Kita Yang Mengharapkan HujanKau menjadi sepatliar dan lapardi parit-paritperkebunan sawitAku menjadi debudi jari anginmengepal dingindan demam:hujan itu, sekedar...
Read More »

Puisi: Aku Sepi Itu, dll

Berkali-kaliBerkali-kali aku ingin jadi lumutyang tumbuh di bekas pijakan kakimutempat kau berlama-lamamenanggung rindu dan cintaLalu menyaksikan apa yang kau saksikanlangit dan hujanmuram malam atau senyap yang tajammungkinBerkali-kali aku ingin merasakanpenderitaan yang kau rasakankemudian menguburnya dalam-dalamuntuk diriku sendiriKuansing, 2016Melepas BidukBiduk itu pun hilirmenempuh ceritanya sendiripada senja kusamsetelah berkali-kali ditikam masa silam.Ia pernah membawakumenyeberangi...
Read More »

Puisi: Wahai Laksamana, Mantra Tuah, dll

Wahai LaksamanaIni rumah lauttempat rindu pasang surutkepulanganmu tahun-tahun berlaritahun-tahun yang demam sendiriDi luar sana angin berduyunke puncak bukit dan gunungdi dalam sini sebabtak ada lagi layar yang dapat  ditangkapDoa-doaku yang garamluka-luka mengeramkau menjelma sepanjang ingatanberhamburan dari rahim masa silamOh kandungku hanyutdi ujung teluk sejarah tertungkupdebur ombak sudut matahatiku bibir pantai yang laraAkulah ibu dari segala ibuyang kau cucut tampuk susunyayang...
Read More »

Cari

Arsip